August 2018


Pengertian Subnetting dan Subnet Mask, Teknik Memecah Jaringan - Mungkin banyak hal yang orang belum ketahui mengenai dasar-dasar jaringan komputer. Termasuk itu aktivitas subnetting dan subnet mask. Dua hal tersebut tentu sangat berperan penting dalam suatu network jaringan komputer.
Subnetting adalah teknik memecah network (jaringan komputer) menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP Address kelas A, kelas B, dan Kelas C saja. Dan dengan teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Secara sederhana, subnetting itu sama halnya dengan analogi sebuah jalan. Misalnya, Jalan Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08. Dan rumah bernomor 08 adalah rumah ketua RT yang memiliki tugas untuk mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah yang ada di wilayah jalan Gatot Subroto tersebut.
Kemudian, ketika rumah di wilayah itu semakin banyak, pastinya hal tersebut akan menimbulkan kemacetan dan hal-hal buruk merepotkan lainnya. Karena itulah kemudian rumah-rumah baru tersebut akan diatur lagi, seperti dibuat gang-gang, diberi nomor rumah, dan setiap gang memiliki ketua RT-nya masing-masing. Upaya tersebut tentunya untuk memecahkan kemacetan, efiesiensi, dan optimalisasi transportasi. Serta ketua RT dalam hal ini berperan sebagai previledge untuk mengelola wilayahnya masing-masing di setiap gang.
Sebenarnya seperti itu pulalah cara kerja Subnetting. Namun Subnetting bukan berupa jalan, tapi berupa network (jaringan komputer). Dalam artian untuk memudahkan pengoptimalisasian jaringan komputer dalam suatu lembaga, kantor, atau hal-hal lainnya yang rasanya perlu untuk di subnetting.
Misalkan saja sebuah kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi, dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Dan untuk dapat membagi jaringan ke-3 divisi tersebut, dalam halnya untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, maka jaringan di kantor itu perlu untuk di Subnetting.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan Subnetting, yang diantaranya adalah,
  1. Untuk meng-efisienskan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan guna dapat memaksimalkan penggunaan IP Address tersebut.
  2. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu jaringan komputer, karena pada dasarnya Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda apabila network tersebut memiliki IP Address yang unik.
  3. Meningkatkan pengamanan dan mengurangi kongesti atau ketidakstabilan akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan untuk melakukan proses subnetting, maka kita perlu melakukan beberapa proses yang diantara lain adalah:
  1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
  2. Menentukan jumlah host per subnet
  3. Menentukan subnet yang valid
  4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
  5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Masih sama halnya dengan analogi jalan yang tadi dijelaskan di atas. Cara kerja Subnetting pun mirip dengan nomor rumah jalan, ketua RT dan lain yang kita jelaskan tadi. Seperti Network Address (ibaratnya nama jalan) dan Host Address (nomor rumah) dan Broadcast Address (Ketua RT), yang bertugas mengirimkan pesan ke semua host yang terdapat di network tersebut.
Dan untuk dapat membagi host dalam suatu jaringan maka kita akan membutuhkan yang namanya Subnet Mask.
Subnet Mask adalah istilah teknologi informasi yang fungsinya untuk membedakan Network ID dan Host ID atau sebagai penentu jumlah Network ID dan Host ID pada deretan kode biner. Selain membedakan Network ID dengan Host ID, Subnet Mask juga berfungsi untuk menentukan alamat tujuan paket data. Apakah pengiriman data berupa Local atau Remote.
Lalu apa itu Network ID dan Host ID?
Network ID adalah sebutan dari bagian IP Address yang berfungsi untuk menunjukan di dalam jaringan mana komputer atau device tersebut berada. Sementara Host ID berfungsi untuk menunjukan server, router, dan banyak lainnya yang berada di dalam suatu jaringan.
Terlepas dari itu, terdapat 2 cara untuk mempresentasikan Subnet Mask, yakni dengan cara;
  • notasi desimal bertitik, dan
  • notasi panjang prefix.

Notasi Desimal Bertitik

Dan biasanya pengekpresian sebuah subnet mask dilakukan di dalam dotted decimal notaion (notasi desimal bertitik). Sama halnya seperti IP Address, setelah semua bit di set sebagai bagian dari Netwok ID dan Host ID, maka hasil nilai dari hal tersebut dikonversikan menjadi notasi desimal bertitik.
Berikut ini adalah beberapa contoh hasil dari data subnet mask default dengan menggunakan cara notasi desimal bertitik:
Kelas alamat : Kelas A
Subnet Mask (biner) : 11111111.00000000.00000000.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.0.0.0
Kelas alamat : Kelas B
Subnet Mask (biner) : 11111111.11111111.00000000.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.255.0.0
Kelas alamat : Kelas C
Subnet Mask (biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.255.255.0

Notasi Panjang Prefix

Apa itu Prefix?
Prefix adalah petunjuk banyak bit dari sebuah IP Address yang merupakan jumlah porsi dari Network ID. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Sementara nilai-nilai bit yang terdapat di subnet mask didefinisikan oleh RFC 950 sebagai berikut:
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
  • Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0
Dan berikut ini adalah contoh format penggunaan network prefix
Kelas alamat : Kelas A
Subnet Mask (biner) : 11111111.00000000.00000000.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.0.0.0
Prefix length : /8
Kelas alamat : Kelas B
Subnet Mask (biner) : 11111111.11111111.00000000.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.255.0.0
Prefix length : /16
Kelas alamat : Kelas C
Subnet Mask (biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask (desimal) : 255.255.255.0
Prefix length : /24
Dan rasanya perlu diketahui bahwa sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP, maka setiap host yang terdapat di dalamnya memerlukan subnet mask, meskipun sebenarnya di dalam jaringan tersebut terdapat satu segmen saja.
Subnet mask itu harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP, baik itu pada subnet mask default maupun subnet mask yang telah dikustomisasi.
Contohnya seperti ini:
11000000.10101000.00000100.00000001=192.168.4.1/24
Network ID                                          Host ID
IP Address     = 11000000.10101000.00000100.00000001
Subnet Mask = 11111111.11111111.11111111. 00000000
= 255.255.255.0 (dalam desimal).
Maka subnet mask dari IP address yg ber-prefix /24 adalah 255.255.255.0.

Terima kasih semoga bermanfaat (RTP)


Pengertian & Perbedaan Fetch dan Fetch and Render - Sebuah website memang diwajibkan terintegrasi dengan mesin pencari agar konten-konten yang ada pada website bersangkutan dapat dikenali dengan baik oleh mesin pencari, khususnya Google.
Google selaku mesin pencari populer di dunia rupanya memiliki alat khusus yang gunanya membantu para webmaster dan blogger dalam mengelola situs mereka. Alat ini berfungsi agar konten-konten pada suatu website dapat dikenali dengan baik oleh mesin pencari Google, makanya sangat wajib digunakan oleh para webmaster dan blogger. Adapun alat tersebut bernama Google Webmaster Tool (GWT) yang di dalamnya terdapat fitur Google Search Console (GSC).
Ada banyak alat yang terdapat pada Google Search Console dan semuanya memang dikhususkan untuk website, misalkan saja untuk memonitor website secara real time, mengetahui jumlah trafik, dan lain sebagainya yang tentunya memberikan data bermanfaat bagi pengembang website.
Diantara berbagai macam alat tersebut, ada dua alat yang digunakan untuk meng-index artikel/halaman dan alat tersebut bernama Fetch dan Fetch and Render. Kedua alat atau fasilitas ini mempunyai fungsi yang sama, yakni sama-sama digunakan untuk meng-index artikel secara manual ke mesin pencari Google. Dengan melakukan index secara manual, maka konten-konten yang terdapat pada website dapat dikenali dengan cepat oleh mesin pencari.
Meskipun secara definisi tergolong sama, tapi ternyata kedua alat tersebut memiliki perbedaan yang cukup jelas dan masih banyak yang tidak mengetahui secara pasti mengenai perbedaan kedua alat tersebut. Kendati demikian, berikut ini adalah pengertian lengkap beserta perbedaan Fetch dan Fetch and Render.
  • Fetch dan Fetch and Render

FETCH


Fetch mempunyai fungsi agar webmaster tools dapat mengumpulkan data URL dari konten-konten yang ada pada website pengguna untuk dikirimkan langsung ke mesin pencari Google. Setelah itu, mesin pencari Google akan melakukan perayapan satu demi satu pada konten-konten yang ada di website milik pengguna. Setelah selesai melakukan perayapan, barulah konten-konten di website kita terbaca oleh mesin pencari.
Jadi, begitulah kurang lebihnya proses perayapan manual untuk mempercepat mesin pencari melakukan index pada website kita. Tanpa bantuan fitur Fetch, bisa dipastikan konten yang ada pada website sangat lambat sampai selesai ter-index, bahkan bisa membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Oleh sebab itu, tidak bisa kita pungkiri bahwa fitur Fetch selayaknya memudahkan pengguna dalam mengelola website tanpa disadari.

Fetch and Render

Fetch and Render fungsinya tidak berbeda jauh dengan Fetch. Yang membedakannya hanyalah terletak pada perayapannya saja. Karena fitur Fetch hanya melakukan perayapan pada konten-konten dan halaman website sebatas, sedangkan Fetch and Render melakukan perayapan menyeluruh terhadap website tersebut termasuk sumber daya yang menyusun halaman website itu juga dirayapi misalkan saja seperti CSS, Javascript, dan lain sebagainya.
Intinya, fitur Fetch melakukan perayapan secara terbatas, sementara Fetch and Render melakukan perayapan menyeluruh terhadap website bersangkutan. Data laporan hasil Fetch and Render akan disajikan oleh webmaster tools dalam bentuk tampilan halaman blog.
  • Mengenali Status Hasil Fetch Google
Setelah melakukan proses Fetch atau Fetch and Render biasanya webmaster tool akan memberikan laporan status hasil fetch yang pengguna lakukan, apakah complete atau tidak. Dan berikut ini adalah beberapa status hasil fetch Google yang bisa terjadi setelah melakukan proses fetch.

1. Complete

Laporan complete akan diterima pengguna apabila perayapan telah berhasil dilakukan oleh mesin pencari. Dengan status tersebut, artinya website pengguna telah ter-index oleh mesin pencari dan sudah dapat ditemukan oleh visitor.

2. Partial

Status partial atau sebagian akan ditemukan pengguna jikalau mesin pencari tidak berhasil mengumpulkan semua sumber daya website yang dirujuk oleh halaman karena diblokir oleh file robots.txt. Maka untuk mengatasi hal ini, cobalah lakukan proses Fetch sekali lagi. Dan jika tidak kunjung berhasil, ada baiknya memperiksa halaman yang dirender untuk memastikan apakah terdapat sumber data yang diblokir yang melarang mesin pencari Google melakukan perayapan.

3. Redirected

Redirected adalah status yang akan diterima pengguna apabila alamat website memiliki 2 format domain yang berbeda. Misalnya domain dengan ‘www’ dan tanpa ‘www’. Dalam artian, status redirected atau dialihkan bisa muncul jika alamat URL yang di-fetch tidak sesuai dengan format URL yang digunakan.
Thankyou,semoga bermanfaat ..



5 Plugin Optimasi Gambar terbaik Untuk Mempercepat Blog - Blog yang dapat diakses dengan cepat merupakan suatu impian dan primadona bagi para blogger, karena salah satu alasan blog disukai visitor adalah faktor kecepatan website tersebut. Sebuah website atau blog yang cepat akan sangat memudahkan pengguna memperoleh informasi dengan segera. Sementara website atau blog yang lambat diakses kerap ditinggalkan para visitornya, alasannya adalah karena pembaca cenderung tidak suka menunggu apalagi ketika sedang mencari informasi. Dan saat website pengguna lambat diakses, bisa jadi visitor akan menutupnya kemudian mencari blog lain yang dapat diakses dengan lebih cepat dan mudah.

Adapun salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi blog berjalan lambat adalah dengan mengoptimalkan ukuran gambar yang diunggah ke blog. Pasalnya, salah satu penyebab lambatnya blog saat diakses adalah karena ukuran gambar terlalu besar. Oleh sebab itu, mengoptimalkan ukuran gambar merupakan salah satu cara jitu yang dapat digunakan untuk mempercepat blog saat diakses.

Ada beberapa plugin—WordPress—yang bisa digunakan pengguna untuk mengoptimalkan gambar sehingga membuat blog bisa diakses lebih cepat. Berikut ini adalah 5 plugin optimasi gambar terbaik yang wajib diketahui.

1. WP Smush

Image: wordpress.org
WP Smush merupakan sebuah plugin yang dikembangkan oleh WPMU DEV dan berguna untuk mengecilkan serta mengoptimalkan ukuran gambar. Adapun cara kerjanya, plugin ini akan mengoptimalkan ukuran gambar secara otomatis ketika diunggah dan juga memiliki pilihan optimasi gambar secara masal. Sayangnya, opsi optimasi secara masal dibatasi hingga 50 file gambar saja dalam sekali proses.
Sedangkan jika anda tidak suka dengan pilihan optimasi masal, WP Smush juga mempunyai fitur lain yang menawarkan pilihan untuk mengoptimalkan gambar satu demi satu dengan masuk ke media library blog anda, dan pilih file mana saja yang ingin anda optimalkan ukurannya.

2. EWWW Image Optimizer

EWWW Image Optimizer juga merupakan salah satu plugin yang berfungsi untuk mengotimalkan ukuran gambar. Plugin ini sudah sangat populer di kalangan pengguna WordPress serta hampir digunakan oleh seluruh pegiat website berlabel WordPress.
Selain dapat mengoptimalkan ukuran bermacam format gambar, EWWW Image Optimizer juga memiliki fitur pengoptimalan cloud yang pastinya sangat membantu dalam mempercepat akses blog anda.

3. ShortPixel

ShortPixel merupakan plugin optimasi yang dapat bekerja sangat baik untuk mengoptimalkan beberapa jenis gambar seperti JPG, PNG, GIF, dan bahkan file PDF. Plugin yang satu ini juga memiliki keunggulan yang dapat mengoptimasi suatu gambar tanpa mengurangi kualitas dari gambar tersebut, sehingga tidak heran jikalau plugin ini banyak disukai oleh para blogger.
Keunggulan lainnya dari ShortPixel adalah mampu mengoptimasi masal gambar secara otomatis saat pengguna mengunggahnya ke blog. Selain itu, fitur lainnya yakni memungkinkan pengguna untuk memilih antara metode kompresi lossy dan lossless yang tentunya sangat berguna untuk menentukan kualitas gambar. Fitur lain yang ditawarkan ShortPixel rupanya ada banyak sekali, yang bisa jadi tidak dimiliki plugin lain.
Sayangnya, pengguna gratis hanya dapat mengkompresi gambar sebanyak 100 per bulannya. Sedangkan untuk pengguna premiun dapat mengkompresi gambar hingga 55000 per bulan.

4. Optimus

Plugin optimasi gambar selanjutnya adalah Optimus: merupakan plugin terbaik yang berhasil dikembangkan oleh salah satu penyedia CDN ternamaan yakni KeyCDN. Plugin ini memiliki pengaturan sederhana yang membuat pengguna mudah dalam mengoperasikannya, namun juga memberikan kinerja luar biasa. Meskipun Optimus serta menawarkan fitur optimasi secara otomatis, tapi plugin ini dirasa sedikit memiliki kekurangan yakni tidak menampilkan detail kompresi dari setiap file. Jadi pengguna mau tidak mau harus membandingkan file secara manual guna memperhatikan perbedaan ukuran gambar setelah dan sebelum dikompresi.
Dibalik kekurangan tersebut, Optimus juga mempunyai kelebihan tersendiri seperti—tidak  hanya dapat mengoptimalkan gambar yang diunggah saja, tapi juga beberapa gambar berukuran yang dibuat oleh WordPress juga ikut ter-optimasi dengan otomatis. Adapun gambar-gambar yang dibuat oleh WordPress salah satunya adalah thumbnail.

5. WP Compress

WP Compress merupakan salah satu pemain baru untuk plugin pengoptimalan gambar yang ternyata dapat digunakan leluasa secara gratis. Meskipun terbilang pendatang baru, mengenai fitur WP Compress tidak mau kalah dengan plugin optimasi gambar lainnya. Plugin ini bisa digunakan dengan mudah bahkan hanya dengan satu klik maka gambar-gambar yang anda unggah akan teroptimasi namun tetap memiliki kualitas tinggi. Dalam artian, plugin ini dapat mengoptimalkan gambar dengan tingkat kompresi tinggi dan akan menghasilkan gambar berukuran kecil, tetapi gambar tersebut masih terlihat berkualitas tinggi seperti aslinya. Itulah salah satu alasan mengapa banyak pengguna WordPress yang mempercayakan urusan optimasi gambar kepada plugin ini.
Adapun beragam fitur kegunaan lain yang ditawarkan oleh WP Compress seperti menyediakan kompresi masal dengan satu klik, kompresi gambar manual, backup cloud tidak terbatas, dan lain sebagainya. Hebatnya lagi plugin ini rupanya tidak melakukan proses kompresi di server pengguna secara langsung melainkan dari server WP Compress sehingga proses kompresi tidak akan mengganggu kinerja website anda.


13 Jenis Protokol Internet dengan Berbagai Macam Fungsi
 Sebuah komputer hanya dapat terhubung dengan dunia maya tentu berkat bantuan jaringan internet. Jaringan internet sendiri mempunyai banyak jenis dan berbagai macam fungsi, serta bekerja untuk memudahkan penggunanya dalam mengakses internet. Namun banyak yang tidak tahu bahwa jaringan khususnya protokol yang digunakan untuk menghubungkan pengguna ke internet ada berbagai jenis. Protokol-protokol ini digunakan untuk menandai, mengatur arah, tujuan dan lain sebagainya dalam jaringan yang akan kita bangun nanti.

Dalam dunia jaringan dan internet, protokol sendiri diartikan sebagai sebuah aturan atau standar yang mengatur dan mengijinkan terjadinya hubungan komunikasi dan perpindahan data dari satu  ke dua atau lebih komputer. Protokol ini pun dapat diterapkan pada perangkat keras dan perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya.

Tanpa disadari, protokol internet ini ada berbagai macam jenisnya dan tentu berbeda-beda pula fungsinya. Berikut ini adalah beberapa jenis protokol tersebut.


  • Jenis-Jenis Protokol Internet


1. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet untuk proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Protokol ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan komponen lain, dikarenakan TCP/IP sendiri hanya berfungsi sebagai pembungkus protokol (protocol suite).

Dan dalam jaringan internet, TCP/IP merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini, dan ini biasanya berbentuk perangkat lunak dalam sebuah sistem operasi. Perangkat lunak atau software yang mengurusi masalah TCP/IP biasanya diistilahkan sebagai aplikasi TCP/IP stack.

Adapun protokol ini pertamakali dikembangkan pada tahun 1970-1980an dan dinobatkan sebagai protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dalam membentuk suatu jaringan yang luas, khususnya jaringan WAN.

2. Protokol Ethernet

Protokol ini masih kerap digunakan hingga sekarang untuk menghubungkan komputer ke internet. Ethernet sendiri menggunakan metode akses yang disebut dengan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection). CSMA/CD ini adalah sebuah sistem yang mana mengharuskan setiap komputer untuk menunggu instruksi jaringan sebelum dapat mengirimkan data atau informasi ke komputer lain. Dalam hal ini, jika jaringan tidak sibuk, barulah komputer tersebut akan menyampaikan informasi atau data. Namun apabila ternyata jaringan sibuk, maka komputer otomatis akan menunggu hingga jaringan mengijinkan atau istilahnya sampai jaringan tidak sibuk.

Jaringan sibuk yang dimaksud disini adalah terjadi pertukaran banyak data dari komputer satu ke komputer dua. Dan jika seandainya komputer dua juga ingin mengirimkan data, maka hal ini bisa-bisa  mengakibatkan tabrakan data sehingga jaringan akan mengalami gangguan.

3. UDP (User Datagram Protocol)

UDP merupakan salah satu protokol yang berada pada lapisan TCP/IP, dan dapat mendukung komunikasi yang tidak andal (unrealiable). Tidak andal yang dimaksud disini adalah tanpa koneksi. Jadi, protokol UDP memiliki kemampuan untuk menghubungkan komputer bahkan tanpa adanya koneksi TCP/IP sekalipun.

4. RTP (Real Time Protocol)

RTP atau Real Time Protokol adalah salah satu protokol jaringan yang menyediakan fungsi untuk mengantarkan data secara real time. Seperti misalnya data audio, video, dan lain-lain biasanya data dapat dikirim melalui layanan jaringan multicast atau layanan unicast.

5. FTP (File Transfer Protocol)

Protokol jenis ini biasanya digunakan untuk melakukan unggah maupun unduh file. Keamanannya sendiri didasarkan pada username dan password yang dibuat komputer, namun terkadang tidak sedikit juga anonymous diperbolehkan login.

6. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)

HTTP merupakan protokol yang sudah tidak asing lagi dan umumnya kerap digunakan untuk melakukan transfer halaman web. Namun sebelum adanya teknologi HTTP ini, para webmaster tempo lalu rupanya menggunakan protokol Gopher. Tapi sayangnya, protokol Gopher hanya mendukung text saja, sehingga dinilai tidak efektif untuk melakukan transfer dan download halaman website.

7. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

Protokol ini berfungsi untuk memberikan alamat Internet Protocol (IP) secara otomatis apabila komputer tersambung dengan cable-connection yang berasal dari ISP.

8. DNS (Domain Name System)

DNS merupakan protokol jaringan dan biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke jaringan internet, misalnya seperti peramban internet, email, dan aplikasi lainnya. DNS ini juga dapat membantu  memetakan hostname dari sebuah komputer ke IP address.

9. ICMP (Internet Control message Protocol)

Secara fungsi, protokol ini memang memiliki fungsi yang sedikit berbeda dari TCP atau UDP dari segi penggunaannya. Sebab protokol ini tidak dapat digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. Umumnya, ICMP kerap digunakan oleh sistem operasi komputer untuk memberikan  pemberitahuan bahwa komputer yang dituju tidak bisa dijangkau.

10. IMAP (Internet Message Access Protocol)

IMAP merupakan protokol standar yang digunakan untuk mengakses atau mengambil email dari server. IMAP memungkinkan pengguna untuk memilih pesan email yang akan diambil, mencari pesan e-mail tertentu, bahkan menghapus pesan email yang ada. Kemampuan yang dimiliki IMAP lebih baik ketimbang POP (Post Office Protocol) yang menginjinkan penggunanya mengambil dan mengunduh semua pesan yang ada tanpa kecuali.

11. HTTPS

Sebenarnya HTTPS merupakan protokol yang sama dengan HTTP, hanya saja berbeda pada tingat keamanannya. Pasalnya, HTTPS lebih aman ketimbang HTTP. Protokol komunikasi ini adalah bagian dari WWW (World Wide Web) dan ditemukan oleh Netscape Comumunications Corporation yang menyediakan autentikasi dan komunikasi tersandi untuk penggunaan dalam komersi elektris. Dalam pembentukannya, HTTPS menggunakan berbagai macam teknologi komunikasi seperti plain text, dan SSL (Security Socket Layer). Kedua teknologi tersebut memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers dan man in the middle attacks.

12. SSH (Sucure Shell)

SSH atau Sucur Shell adalah protokol jaringan yang memungkinkan penggunanya melakukan pertukaran data secara aman antara dua komputer atau lebih. SSH umumnya secara fungsi digunakan untuk mengendalikan informasi dari jarak jauh seperti menerima dan mengirim file. Penggunaan protokol ini juga harus menggunakan Tunnel yang terenskripsi.

Adapun kelebihan SSH dibandingkan dengan protokol Telnet, FTP, dan RSH adalah karena SSH sendiri memiliki sistem otentikasi, otorisasi, dan enkripsinya sendiri. SSH juga dipercayai membuat keamanan komunikasi menjadi lebih terjamin.

13. SSL (Secure Socket Layer)

SSL merupakan salah satu protokol yang paling banyak digunakan, terlebih untuk meningkatkan keamanan website dan protokol ini juga digadang-gadang memiliki kemampuan enkripsi tingkat tinggi. Tidak hanya mampu mengamankan website saja, SSL rupanya serta dapat memberikan pengamanan lebih untuk aplikasi yang memerlukan enkripsi jaringan end-to-end.

Terima kasih & Semoga bermanfaat , jangan lupa share ye :v

(rtp)




Sebagai mesin pencari, Google tentu saja akan menampung banyak blog dan website di seluruh dunia yang kemudian akan ditampilkan sesuai dengan kata kunci yang ditulis pengguna. Misalkan pengguna menulis “berita”, maka secara otomatis blog berita lah yang akan ditampilkan oleh mesin pencari. Intinya mesin pencari Google bekerja dengan mengandalkan informasi dan kata kunci yang ada di blog dan website anda.
Untuk melakukan hal itu, tentu mesin pencari mengandalkan teknologi robot yang di dalamnya terdapat banyak algoritma untuk menampilkan kesesuaian dengan apa yang sedang dicari pengguna.
Perlu diketahui bahwa pihak Google rupanya selalu aktif merilis pembaharuan terhadap algoritma mesin pencarinya. Algoritma tersebut akan mempengaruhi peringkat berbagai website, dan menilainya dari tingkat ke-relevansi-an sebuah website. Semakin relevan konten suatu website, maka semakin baik juga peringkatnya di mesin pencari. Dan berikut ini akan dibahas beberapa algoritma Google yang pernah dirilis.

1. Algoritma Panda


Image: teknobos.com
Algoritma panda pertama kali diperkenalkan Google pada tahun 2011, yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya duplikasi konten, plagiat, spam, dan keyword stuffing. Mereka akan memberantas berbagai blog dan website yang terindikasi masalah tersebut.
Google melengkapi algoritma panda dengan “quality score” untuk halaman website, dan skor inilah yang akan menentukan peringkat pada mesin pencari Google. Tingginya peringkat suatu laman website ditandai dengan tampilnya laman tersebut di halaman pertama mesin pencari.
Pada awalnya Google hanya merilis panda sebagai sebuah filterisasi tindakan spam, plagiat, duplikasi, dan lain-lain untuk blog. Namun pada tahun 2016 lalu, panda secara resmi telah ditetapkan ke dalam algoritma inti untuk memberantas website curang. Jika kemudian blog atau website anda terkena penalti maka artinya algoritma panda telah mengindikasi anda sebagai salah satu website yang berlaku curang.
Untuk menghindari indikasi pelanggaran, pengguna cukup memastikan bahwa kontennya tidak melakukan duplikasi, konten tipis, kata kunci berlebihan, spam, dan lain sebagainya.

2. Algoritma Penguin


Image: milloret.com
Algoritma penguin diluncurkan oleh Google pada tahun 2012 untuk memberantas link yang tidak relevan, bersifat spam, dan anchor text yang tidak teroptimasi. Penguin bekerja secara langsung (realtime) untuk menurunkan peringkat website yang dinilai mempunyai tautan yang manipulatif, atau backlink yang tidak relevan.

3. Algoritma Hummingbird

Setelah panda dan penguin, Google kembali merilis algoritma hummingbird pada tahun 2013. Peluncuran algoritma ini bertujuan untuk meminimalisir blog yang memiliki konten terindikasi keyword stuffing dan konten-konten yeng berkualitas rendah.
Selain itu, hummingbird juga memiliki kemampuan untuk membuat hasil pencarian menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Cara kerjanya pun terbilang sederhana, hummingbird memastikan agar penelusur lebih mudah mencari informasi yang diinginkan meski mereka tidak mengetikkan kata kunci yang sama persis. Hal ini didasarkan oleh metode semantik laten, yang mana merupakan pemrosesan bahasa alami dengan istilah yang mirip seperti halnya sinonim. Contohnya: “salah” dan “keliru” atau “tidak benar”, ketiga kata kunci tersebut memang beda penulisannya namun memiliki makna yang serupa. Semacam itulah fungsi algoritma hummingbird untuk mesin pencari Google.

4. Algoritma Pigeon

Sepertinya Google memang secara rutin memperbaharui algoritmanya setiap tahun, bahkan pada Juli 2014 mereka kembali meluncurkan algoritma baru yakni Pigeon, yang menangani soal kualitas on-page dan off-page SEO yang kurang teroptimasi. Pembaharuan ini tentu untuk menyelaraskan semua algoritma mengenai sebuah peringkat website. Intinya, Pigeon akan memperhatikan sebuah website dari optimasinya.

5. Algoritma Mobilegeddon


Pada tahun 2015, Google meluncurkan algoritma baru dengan nama mobilegeddon atau juga disebut mobile. Tujuan diciptakan algoritma ini rupanya untuk memaksimalkan Google di versi mobile, sekaligus penelusuran dari perangkat seluler.
Karena hal itulah banyak orang menyarankan agar blog dan website harus dioptimasi dari segi desainnya supaya menjadi lebih mobile friendly. Biasanya hal ini diciptakan untuk membuat pengalaman pengguna (User Experience) seluler menjadi lebih puas saat sedang mengakses sebuah situs. Algoritma mobile juga digadang-gadang mengharuskan agar semua pegiat situs mengoptimasi blog atau website mereka dari faktor kecepatan.

6. Algoritma RankBrain

Masih di tahun 2015, Google merasa masih ada yang kurang dengan algoritma mesin pencarinya. Oleh karenanya mereka meluncurkan algoritma terbaru bernama RankBrain. Algoritma ini kabarnya untuk memperbaiki masalah fitur pendukung query yang tidak spesifik, konten yang dangkal, dan pengalaman pengguna yang buruk.
Sebenarnya RankBrain adalah bagian dari algoritma Hummingbird namun lebih dikembangkan lagi agar bisa membantu Google memahami makna di balik kueri, dan menyajikan hasil pencarian yang lebih sesuai dengan apa yang sedang dicari penelusur. Tentu ini untuk memudahkan semua penelusur yang sedang mencari informasi. RankBrain adalah algoritma yang dianggap Google paling penting untuk menentukan peringkat suatu situs.
Ada beberapa hal yang membuat peringkat situs menjadi lebih baik di mata mesin pencari, misalkan dari konten berkualitas, kecepatan situs tinggi, teroptimasi SEO on-page dan off-page, dan lain sebagainya. Dengan melakukan hal tersebut secara baik, maka besar kemungkinan Google akan meningkatkan peringkat halaman anda secara signifikan.

7. Algoritma Possum

Diperkenalkan pada tahun 2016, algoritma Possum lebih difokuskan untuk tujuan penempatan kompetisi sesuai dengan lokasi lebih spesifik yang ditargetkan. Misalkan seorang penelusur berada di Jakarta, dan sedang mencari informasi “Rumah sakit” maka Google akan menampilkan hasil pencarian “Rumah sakit Jakarta” atau “Rumah sakit Jakarta Pusat”. Intinya mesin pencari akan menampilkan hasil pencarian yang lebih spesifik dengan lokasi si penelusur. Jika penelusur berada di kota A, maka hasil pencarian akan diprioritaskan dari kota A, baru kota B dan seterusnya.
Hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi algoritma yang satu ini adalah dengan memperluas target kata kunci atau melakukan pelacakan peringkat dengan lokasi khusus. Namun yang lebih penting dari itu adalah terus berupaya untuk menerbitkan konten yang berkualitas.

8. Algoritma Fred

Fred merupakan salah satu algoritma Google yang diperkenalkan pada tahun 2017, update ini untuk menangani masalah ketipisan konten, affliate yang berlebihan, dan iklan yang cukup mengganggu. Bahkan Fred juga ikut memberantas website yang melanggar pedoman webmaster dari Google, sebagian besar situs yang terkena dampak adalah website dengan posting berkualitas rendah. Website atau blog yang berkualitas rendah biasanya dibuat hanya untuk tujuan mendapatkan iklan sehingga tidak salah jika kriteria buruk tersebut dibabat habis oleh pihak Google.
Cukup mudah untuk menghindari indikasi pelanggaran dari algoritma Fred, pengguna hanya perlu mengelola website dengan baik dan meluncurkan konten yang berkualitas.
Terima kasih , semoga bermanfaat .

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget